Kamis, 26 November 2015

MIMPI MENURUT ISLAM


Mimpi Yang Baik Datang Dari Allah SWT
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Jangan ceritakan mimpi-mimpimu selain kepada orang alim dan orang yang dapat dipercaya.” (HR. Tirmidzi)
Dari Aisyah RA berkata, “Wahyu Allah SWT mulai datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  dalam bentuk mimpi yang benar selama tidurnya. Kapan saja beliau  bermimpi, maka mimpi tersebut akan benar-benar terjadi seperti datangnya fajar.” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  bersabda, “Tidak ada yang ditinggalkan dari kenabian selain berita gembira.” Para sahabat bertanya, “Apa  yang dimaksud dengan berita gembira?” Beliau menjawab, “Mimpi-mimpi yang baik.” (HR.Bukhari)
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW  bersabda, “Barangsiapa yang mengalami mimpi-mimpinya benar akan menjadi  orang yang dapat dipercaya bicaranya.” (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW  bersabda, “Ketika Hari Kiamat sudah dekat, mimpi orang beriman kemungkinan besar akan menjadi  kenyataan.” (HR.Bukhari)
Dari Abu Qotaadah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  bersabda, “Mimpi yang baik datang dari Allah SWT, Jadi barangsiapa di antara kalian bermimpi yang ia sukai, hendaklah ia menceritakannya kepada orang lain tetapi yang ia senangi.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW  bersabda, “Ada tiga jenis Mimpi; Mimpi yang baik yang merupakan  kabar gembira dari Allah SWT; mimpi yang menyebabkan kesedihan berasal dari syaitan; dan mimpi yang muncul karena pengembaraan pikiran manusia.” (HR. Muslim, Bukhari dan Abu Dawud)
Ibnu Umar menceritakan bahwa beberapa orang diperlihatkan (dalam mimpi mereka) bahwa Lailatul Qadar akan turun dalam tujuh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Carilah Lailatul Qadar dalam tujuh malam terakhir pada bulan  Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Dari Anas Ibnu Malik RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  bersabda, “Memang kerasulan dan  kenabian telah berakhir, dengan demikian tidak  ada rasul dan nabi lagi setelah aku.” Anas berkata, “Orang-orang  merasa sulit memahaminya.” Demikian sabda Rasulullah SAW, “Kecuali kabar gembira.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apa  yang dimaksud kabar gembira?” Nabi menjawab, “Mimpi seorang Muslim termasuk salah satu dari tanda-tanda  kenabian.” (HR. Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Abu Sya’ied al-Khudrii bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Jika di antara kalian ada yang bermimpi yang ia sukai, maka mimpi itu dari Allah SWT. Ia harus bersyukur kepada Allah SWT atas mimpi tersebut dan menceritakannya kepada orang lain. Jika bermimpi yang tidak ia sukai, maka itu dari syaitan. Hendaklah ia berlindung kepada Allah SWT dari kejahatannya, dan ia tidak boleh menceritakannya kepada orang lain, niscaya mimpi itu tidak akan merugikan dirinya.” (HR. Bukhari)
Mimpi Buruk Datang Dari Syaitan
Dari Auf bin Maalik bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya, ada tiga jenis mimpi: Mimpi yang menakutkan dari syaitan untuk membuat anak Adam menjadi sedih; sesuatu yang penting bagi seseorang saat ia terjaga, akan muncul dalam mimpi-mimpinya; dan salah satu dari enam puluh enam ciri kenabian.” (HR. Ibnu Majah)
Jabir menceritakan bahwa pernah datang seorang Badui kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, dalam mimpi hamba, hamba melihat bahwa kepala hamba dipenggal dan setelah itu kepala hamba menggelinding jauh dan hamba mengejarnya.” Rasulullah SAW tertawa dan menjawab, “Jangan kau ceritakan kepada orang-orang yang dimainkan syaitan denganmu dalam tidurmu.” Jabir juga berkata, “Kemudian aku mendengar Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah khutbah, ‘Janganlah kalian pernah menceritakan permainan-permainan yang dimainkan syaitan denganmu dalam mimpimu.’” (HR. Muslim)
Dari Abu Qotaadah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  bersabda, “Mimpi yang baik datang dari Allah SWT, dan mimpi yang buruk berasal dari Syaitan. Jadi barangsiapa di antara kalian bermimpi yang tidak ia sukai, hendaklah ia meludah tiga kali ke sisi tubuhnya dan memohon perlindungan Allah SWT dari kejahatannya, maka syaitan tidak bisa mengganggunya.” (HR. Muslim)
Dari Jaabir bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jika di antara kalian ada yang bermimpi sesuatu yang tidak disukai, hendaklah ia meludah ke sebelah kiri tubuhnya, memohon perlindungan kepada Allah SWT dari syaitan sebanyak tiga kali, dan mengubah posisi dimana ia berbaring.” (HR. Muslim)
Abdullah ibn Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Aku bermimpi bahwa aku melihat seorang wanita kulit hitam dengan rambut kusut keluar Madinah dan menetap di Mahya’ah. Aku menafsirkannya sebagai wabah yang terjadi di Madinah akan berpindah ke Mahya’ah, yakni al-Jukhfah.” (HR. Bukhari)
Abu Musa RA menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Aku bermimpi bahwa aku mengayunkan sebuah pedang dan patah tengahnya. Itu melambangkan kekalahan yang dialami kaum Mukminin selama perang Uhud. Kemudian aku mengayunkan pedang itu lagi dan pedang itu menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Itu melambangkan Penaklukkan Mekkah dan berkumpulnya kaum Mukminin yang didatangkan Allah SWT.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Selagi tidur, aku melihat dua gelang emas di kedua tanganku. Ini mengusik pikiranku, tetapi aku mendapatkan wahyu untuk meniupnya, maka aku tiup kedua gelang itu dan terbang menghilang. Aku menafsirkan (kedua gelang) itu sebagai dua penipu besar yang akan muncul setelah aku, dan salah satu dari mereka adalah al-‘Ansie dari Shan’aa dan yang lainnya Musailamah dari Yamaamah.’ (HR. Muslim)
Mimpi Bertemu Rasulullah SAW
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa melihat aku (Nabi) dalam tidurnya (mimpinya) dia benar-benar telah melihatku, maka sesungguhnya syetan tidak akan dapat menyerupai aku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa bermimpi melihatku, sesungguhnya telah melihatku karena syaitan tidak dapat muncul menyerupai aku.” (HR. Muslim)
Mimpi Memakai Baju Panjang
Diriwayatkan oleh Abu Sa’id  al Kudri bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Selagi tidur aku bermimpi orang-orang diperlihatkan di hadapanku mengenakan baju, yang sebagian menutupi dada mereka dan sebagian menutupi di bawahnya. Kemudian Umar ibn Khattab diperlihatkan kepadaku dan ia sedang mengenakan sepotong baju [yang begitu panjang sehingga] ia menyeretnya di belakangnya.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana engkau menafsirkannya, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “[Ketaatan terhadap] agama.” (HR. Bukhari)
Mimpi Minum Susu
Diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Umar bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Selagi aku tidur, aku bermimpi bahwa aku diberi semangkok penuh susu dan aku meminumnya sampai aku memperhatikan basahnya keluar dari anggota badanku. Kemudian aku memberikan selebihnya kepada Umar ibn al-Khattab.” Para sahabat yang duduk di sekelilingnya bertanya, “Bagaimana engkau menafsirkan mimpi itu, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Itu adalah pengetahuan agama.” (HR. Bukhari)
Jaabir ibn Abdullah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Dalam mimpiku, aku melihat diriku sendiri masuk Surga, dan aku melihat istri Abu Thalhah, ar-Rumayshaa. Kemudian aku mendengar langkah-langkah kaki dan bertanya, ‘Siapa itu?’ Seseorang menjawab, ‘Bilal.’ Kemudian aku melihat sebuah istana dengan seorang wanita cantik duduk di halamannya, dan aku bertanya, ‘Istana ini milik siapa?’ Seseorang menjawab, ‘Milik Umar.’ Aku ingin memasukinya dan  melihat ke sekeliling, tetapi aku ingat rasa hormat terhadapmu (Umar) [dan aku tidak jadi masuk]. Umar berkata, ‘Semoga Engkau sudi menerima pengorbanan kedua orang tuaku, ya Rasulullah. Tak pernah aku meras terganggu olehmu.’” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Selagi aku tidur tadi malam, aku bermimpi diberi kunci cara dakwah yang baik, yang didukung dengan pesona [yang tertanam dalam hati musuh-musuhku] dan kunci kekayaaan dunia diletakkan di tanganku.” Abu Hurairah menambahkan : “Rasulullah SAW meninggalkan [dunia ini] dan sekarang kalian semua sedang membawa kekayaan-kekayaan tersebut di antara kalian sendiri.” (HR. Bukhari)
Mimpi Kebun
Abdullah ibn Salaam RA berkata, “Aku bermimpi bahwa aku melihat diriku sendiri berada dalam sebuah kebun,  yang di tengah-tengahnya terdapat sebuah pilar dengan pegangan tangan pada bagian atasnya. Aku diperintahkan untuk memanjat pilar itu dan aku  berkata, “Aku tidak bisa.” Kemudian seorang pelayan  datang dan menarik pakaianku ke atas, maka aku memanjat pilar dan berpegangan pada pegangannya.” Aku terbangun selagi masih memegangnya. Ketika aku menceritakan mimpi ini kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Kebun melambangkan kebun Islam dan pegangan tangan adalah pegangan  (keyakinan) yang kuat. Mimpi ini menunjukkan bahwa engkau akan teguh dalam memeluk Islam hingga mati.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan oleh Abu Musa RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dalam tidurku aku bermimpi bahwa aku berhijrah dari Mekkah ke sebuah negeri dimana terdapat pohon-pohon kurma. Aku mengira bahwa negeri itu adalah Yamaamah atau Hajar, tetapi ternyata adalah Yastrib. Dan aku melihat sapi-sapi (yang disembelih) di sana --- dan demi Allah SWT ternyata itu lebih baik. Akhirnya sapi-sapi itu melambangkan orang-orang yang terbunuh saat perang Uhud dan kebaikan yang aku lihat dalam mimpiku adalah pahala bagi kebenaran yang diberikan Allah kepada kita setelah perang Badar.” (HR. Bukhari)
Mimpi Sumur
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Selagi tidur aku bermimpi melihat sebuah sumur yang di atasnya ada sebuah timba sehingga aku mengambil air sebanyak mungkin dengan timba sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian Ibn Abu Quhaafah mengambil timba dariku dan menimba air satu  atau dua timba penuh, tetapi lemah dalam menarik timbanya---semoga Allah mengampuninya. Kemudian timba itu berubah menjadi sangat besar dan Umar ibn al Khattab mengambilnya. Aku tidak pernah melihat siapapun yang menimba air sekuat Umar, sampai orang-orang minum hingga puas.” (HR Bukhari)      ----Keterangan tambahan : Ibn Abu Quhaafah dalam hal ini adalah Abu Bakar RA. Beliau adalah anak dari Abu Quhaafah. Perlambang dalam mimpi Nabi SAW tersebut menunjukkan bahwa Abu Bakar akan memimpin Negara Islam selama masa-masa percobaan selama satu atau dua tahun. Sedangkan Umar ibn al-Khattab akan memimpin umat Islam dalam masa-masa keemasan selama bertahun-tahun.
Mimpi di Istana Surga
Jaabir ibn Abdullah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda, “(Dalam mimpiku), aku melihat diriku sendiri masuk Surga, dan aku melihat isteri Abu Thalhah,  ar- Rumayshaa. Kemudian aku mendengar langkah-langkah kaki dan bertanya, ‘Siapa itu?’ Seseorang menjawab, ‘Bilal.’ Kemudian aku melihat sebuah istana dengan seorang wanita cantik duduk di halamannya, dan aku bertanya, ‘Istana ini milik siapa?’ Seseorang menjawab, ‘Milik Umar.’ Aku ingin memasukinya dan melihat ke sekeliling, tetapi aku ingat rasa hormat terhadapmu (Umar) dan aku tidak jadi masuk. Umar berkata, ‘Semoga Engkau sudi menerima pengorbanan kedua orang tuaku, ya Rasulullah. Tak pernah aku merasa terganggu olehmu.’” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bertanya kepada Bilal apa yang dia lakukan yang menyebabkan langkah-langkah kakinya terdengar oleh Rasulullah SAW di dalam Surga (dalam mimpi beliau). Bilal menjawab, “Aku tidak melakukan tindakan apapun dalam Islam yang aku harapkan untuk mendapatkan manfaat, selain melakukan shalat sebanyak yang dikehendaki Allah SWT setiap berwudhu selama malam dan siang.” (HR. Muslim)
Mimpi Menikah
Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda kepadanya, “Engkau ditunjukkan kepadaku dua kali (dalam mimpi-mimpiku) sebelum aku menikahimu. Aku melihat seorang malaikat membawa (gambar) seseorang dalam selembar kain sutera dan aku berkata kepadanya, ‘Tunjukkan siapa dia,’ dan betapa terkejutnya aku, gambar itu adalah engkau. Aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika ini dari Allah maka itu pasti terjadi.’ Kemudian engkau diperlihatkan kepadaku lagi. Aku bermimpi malaikat yang sama membawa gambar seseorang dalam selembar kain sutera dan aku berkata kepadanya, ‘Tunjukkan siapa dia,’ dan betapa terkejutnya aku, sekali lagi itu adalah engkau. Sekali lagi, aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika itu dari Allah SWT, maka itu pasti terjadi.’” (HR. Bukhari)
Berbohong Mengenai Mimpi
Dari Ibnu Umar RA, bahwasanya Rasulullah SAW  bersabda, “Sungguh kebohongan paling besar adalah kebohongan seseorang yang dengan tidak  sebenarnya mengaku telah bermimpi.” (HR. Bukhari)
Dari Ibn ‘Abbas bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengaku bermimpi padahal sesungguhnya tidak bermimpi, ia akan diperintahkan untuk mengikatkan dua butir gandum bersama-sama, padahal ia tidak akan sanggup melakukannya; dan jika ada orang yang mendengarkan secara tidak sah percakapan beberapa orang yang mereka tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya atau mereka berusaha menghindar darinya, maka cairan timah panas dimasukkan ke dalam telinganya pada Hari Kiamat; dan barangsiapa yang membuat gambar, akan dihukum pada Hari Kiamat dan diperintahkan untuk memberi nyawa pada gambar itu, yang ia tidak akan mampu melakukannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud)
Mimpi Sumber Yang Mengalir
Diriwayatkan oleh Khaarijah ibn Zaid ibn Tsaabit bahwa Ummi al-Alaa berkata, “Ketika para sahabat Anshaar mengadakan undian untuk menentukan siapa di antara kaum Muhaajiriin yang akan tinggal dengan mereka di rumah-rumah mereka, kami menentukan Ustmaan ibn Madhuun. Kemudian ia sakit dan kami merawatnya hingga dia meninggal, kemudian mengkafaninya dengan pakaiannya. Ketika Rasulullah SAW datang mengunjungi kami, saya [menyapa tubuh yang telah meninggal itu] sambil berkata, ‘Semoga Allah merahmatimu, ya Abas-Saa’ib! Aku bersaksi bahwa Allah memuliakanmu.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Bagaimana engkau tahu?’ Aku menjawab, ‘Demi Allah, aku tidak tahu.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Tentang dia, ajal telah tiba kepadanya dan semoga Allah memberinya pahala yang terbaik. Demi Allah, meskipun aku utusan Allah, aku tidak tahu apa yang terjadi terhadap diriku dan dirimu.’ Ummi al-Alaa berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akan pernah menegaskan keshalehan siapapun lagi.’ Dia menambahkan, ‘Kemudian aku bermimpi tentang sumber yang mengalir milik Ustmaan. Maka aku datang kepada Rasulullah SAW dan menceritakan kepadanya.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Itu melambangkan (pahala atas) amal baiknya yang terus memberi manfaat baginya.’” (HR. Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar